Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2009

2012-film..............

Home Cerita Tentangku Kiamat Tahun 2012 Disebabkan Oleh Badai Matahari ?!? Jumat, 9 Januari 2009 Ramalan Kiamat Tahun 2012 Fenomena badai matahari dikaitkan dengan ramalan-ramalan tentang kiamat yang terjadi di tahun 2012, salah satu ramalan yang terkenal yaitu ramalan Suku Maya “”the return of Quetzacoatl”, yang menggambarkan bahwa akan terjadi kerusakan hebat di muka bumi akibat penyelerasan galaksi, dimana bumi, matahari, dan pusat bimasakti berada dalam posisi segaris. Hari itu tepatnya terjadi pada tanggal 21 Desember 2012, dalam siklus 3600 tahunan yang merupakan akhir dari perjalanan tersebut. Terburuk dari Mimpi Buruk Sekalipun Bahkan di salah satu artikel di internet membahas dampak yang mengerikan dari “kejadian yang sangat-sangat buruk bahkan dari mimpi buruk sekalipun”, yaitu gangguan yang berasal dari badai matahari ini begitu dahsyat, dan dapat merubah gerakan poros kutub-kutub magnet bumi, sehingga bumi bero

Ada Tulisan di Kain Kafan Turin

Sabtu, 21 November 2009 | 13:00 WIB ROMA, KOMPAS.com – Peneliti dari Vatikan kembali menghidupkan debat berkepanjangan tentang kain kafan dari Turin (Shroud of Turin). Mereka mengatakan bahwa ada berkas tulisan samar pada permukaan linen kafan itu yang membuktikan bahwa kain itulah yang dipakai membungkus jenasah Yesus. Namun peneliti lain meragukannya. Mereka menganggap para sejarawan terlalu membesar-besarkan berkas tulisan itu, dan mereka kukuh pada pembuktian penanggalan-karbon yang mengindikasikan bahwa kafan itu hanyalah pemalsuan dari abad pertengahan. Barbara Frale, peneliti dari Penyimpanan Arsip Vatikan, mengatakan dalam buku barunya bahwa ia menggunakan perjelasan-citra-komputer dari kafan itu untuk membaca tulisan samar berbahasa Yunani, Latin, dan Aram yang tersebar di permukaannya. Ia memastikan bahwa diantara berkas itu ada tulisan "(J)esu(s) Nazarene" - atau Yesus dari Nazaret - dalam bahasa Yunani. Menurutnya tulisan itu tak mungkin berasal dari abad

Persimmon, Buah Eksotik Pelindung Jantung

Rabu, 11 November 2009 | 11:52 WIB KOMPAS.com -  An apple a day keep doctor away . Slogan itu bisa jadi harus runtuh setelah adanya penelitian yang memperbandingkan kehebatan antara apel dan buah persimmon. Hasil penelitian yang dilaporkan Reuters Health, New York itu, menyatakan bahwa buah berwarna oranye kemerahan itu lebih baik ketimbang apel, terutama untuk memelihara kesehatan jantung. Persimmon mengandung serat dua kali lebih banyak daripada apel. Nutrisi di dalamnya juga lebih lengkap, seperti sodium, potasium, magnesium, kalsium, mangan, dan zat besi. Selain itu masih dilengkapi adanya asam fenolik yang termasuk golongan antioksidan, yang ampuh menangkal radikal bebas. Seperti diketahui radikal bebas mengganggu metabolisme, bahkan dapat mengakibatkan perubahan DNA, sehingga memicu berbagai penyakit termasuk jantung. Menurut Dr. Shela Gorinstein dari The Hebrew University-Hadassah Medical School, Jerusalem, buah itu sangat layak direkomendasikan untuk dikonsumsi. "Maka

Kudus Lacak Tengkorak Homo Erectus

Minggu, 8 November 2009 | 21:22 WIB KUDUS, KOMPAS.com - Forum Komunikasi Pelestari Situs Patiayam (FKPSP) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berupaya mendapatkan kembali tengkorak kepala Homo erectus , manusia purba yang pernah ditemukan di tempat itu. "Fosil tengkorak Homo erectus tersebut ditemukan oleh Dr. Yahdi Yaim, peneliti geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1979," kata Ketua FKPSP, Suprapto, di Kudus, Minggu (8/11). Ia mengatakan, hasil temuan fosil tengkorak manusia purba tersebut berupa sebuah gigi pra-geraham bawah dan tujuh pecahan tengkorak manusia. "Keberadaan fosil manusia purba tersebut memang belum bisa dipastikan, mengingat di Museum Geologi tidak ada. Tetapi kami akan berupaya melacak dengan mencari informasi melalui penemunya," katanya. FKPSP bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Kudus mencoba mendapatkan informasi keberadaan tengkorak kepala itu di Museum Geologi Bandung itu. "Ternyata, saat ini sudah tidak ada di

Banser Siap Amankan MK, Mahfud Menolak

Rabu, 11 November 2009 | 16:36 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Satkornas Banser Gerakan Pemuda Anshor siap mengerahkan personelnya untuk mengamankan Mahkamah Konstitusi (MK). Tindakan tersebut dilakukan untuk memberikan jaminan agar MK, khususnya Ketua MK Mahfud MD, dapat menangani perkara tanpa khawatir akan mendapatkan ancaman dari berbagai pihak. Demikian dikatakan Tatang Hidayat, Ketua Satkornas GP Anshor, di Gedung MK, Jakarta, Rabu (11/11), terkait kabar yang mengatakan bahwa pihak kepolisian menarik pengamannya di MK. "Sebagai anak bangsa, Banser Ansor mempunyai suatu keterpanggilan ketika MK menjadi salah satu institusi yang menangani kasus yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Tujuan kita hanya ingin bagaimana Ketua MK dapat nyaman berkerja, tanpa ada tekanan (pressure ) dan rasa takut saat beliau melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Ketua MK," kata dia. Sebelumnya, tersiar kabar pergantian personel keamanan dari kepolisian di Mahkamah Konstitusi. Perganti

ASUS Smartbook, Harga Lebih Murah Daripada Netbook

Dalam konferensi investor yang digelar Jumat (30/10) kemarin yang diselenggarakan di Taipei, boss ASUS, Jerry Shen, telah mengkonfirmasi bahwa sebuah device Smartbook akan diluncurkan di kuarter pertama 2010, dengan harga yang cukup murah yakni NTD6000 (USD184).  Shen mengatakan bahwa kategori Smartbook memiliki potensi pertumbuhan dan volume yang tinggi, dan inilah yang menjadi alasan ASUS untuk membuat Smartbook sebagai ‘senjata rahasia’, selain Eee PC. Shen menambahkan ketika berbicara dalam konferensi, bahwa pihaknya belum melihat market dari Smartbook. Shen menekankan bahwa inovasi, harga dan kecepatan yang kompetitif dari ASUS akan menjadi kunci yang akan diterima di banyak manufaktur dunia. Smartbook, eBook, ataupun product tablet telah menjadi subject inovasi internal dan brainstorming commitee yang akan dijalankan mulai 6 bulan ke depan dengan arah dan tujuan untuk menampilkan device Smartbook dalam event CeBIT dan Computex 2010. ASUS Smartbook ini dilengkapi dengan pro

Kuasa Hukum Bibit dan Chandra: Salut, MK Berani!

Selasa, 3 November 2009 | 19:04 WIB Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik JAKARTA, KOMPAS.com — Tim kuasa hukum Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah menyampaikan apresiasi kepada Mahkamah Konstitusi (MK) yang membolehkan pemutaran rekaman yang diduga berisi upaya pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sidang MK, Selasa (3/11) ini. "Kita apresiasi MK yang berbeda dari lembaga kepresidenan. Keluar dari sekat-sekat formalitas untuk mau memutar rekaman karena memberanikan diri buka rekaman dan ungkap fakta rekayasa yang ada," tutur salah satu anggota tim Alexander Lai dalam keterangan pers di Gedung MK. Seluruh kuasa hukum merasa bersyukur karena MK telah mengambil langkah tepat sebelum Polri melaksanakan rencananya untuk menyita rekaman tersebut sebagai alat bukti. "Apa yang terjadi sekarang kalau perkara dilepas dan ditangani konvensional oleh Polri dan Kejaksaan Agung, maka diragukan akan ketemu fakta hukum karena kepentingan mereka sangat kent

Sidang Rekaman KPK, MK Dengarkan Dua Saksi Ahli

Rabu, 4 November 2009 | 14:11 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Mahkamah Konstitusi kembali menggelar sidang uji materi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (4/11) sore di Gedung MK, Jakarta. Sidang yang menguji Pasal 32 Ayat 1 Huruf c tentang pemberhentian pimpinan KPK secara tetap oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bila menjadi terdakwa ini kemarin telah memutar rekaman dugaan kriminalisasi KPK. Pada sidang kali ini, MK akan mendengarkan dua saksi ahli, yaitu pakar hukum UI Rudi Satrio dan mantan Ketua Komisi Nasional HAM Abdul Hakim Garuda Nusantara. Dua pimpinan KPK (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, tampak di ruang sidang dengan didampingi tim kuasa hukumnya. Sementara itu, dari pihak pemerintah hadir Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar dan beberapa pejabat dari Kejaksaan Agung. Saat ini para wartawan dan masyarakat pun telah memadati ruang sidang yang terbuka untuk umum tersebut.