Langsung ke konten utama

Kudus Lacak Tengkorak Homo Erectus

Minggu, 8 November 2009 | 21:22 WIB

KUDUS, KOMPAS.com - Forum Komunikasi Pelestari Situs Patiayam (FKPSP) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berupaya mendapatkan kembali tengkorak kepala Homo erectus, manusia purba yang pernah ditemukan di tempat itu.

"Fosil tengkorak Homo erectus tersebut ditemukan oleh Dr. Yahdi Yaim, peneliti geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1979," kata Ketua FKPSP, Suprapto, di Kudus, Minggu (8/11).

Ia mengatakan, hasil temuan fosil tengkorak manusia purba tersebut berupa sebuah gigi pra-geraham bawah dan tujuh pecahan tengkorak manusia.

"Keberadaan fosil manusia purba tersebut memang belum bisa dipastikan, mengingat di Museum Geologi tidak ada. Tetapi kami akan berupaya melacak dengan mencari informasi melalui penemunya," katanya.

FKPSP bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Kudus mencoba mendapatkan informasi keberadaan tengkorak kepala itu di Museum Geologi Bandung itu.

"Ternyata, saat ini sudah tidak ada di museum, meskipun sebuah gigi pra-geraham bawah dan tujuh pecahan tengkorak manusia purba tersebut telah direkonstruksi dan menjadi tengkorak kepala manusia purba," katanya.

Ia mengatakan, akan berupaya melacak dan mengumpulkan sejumlah informasi keberadaan tengkorak Homo Erectus tersebut agar bisa disimpan di Kudus karena temuan tersebut dapat mengangkat nama Situs Patiayam.

Selain itu, katanya, kehadiran fosil Homo Erectus tersebut juga menambah koleksi temuan fosil hewan dan manusia purba lainnya. Sebelumnya, katanya, telah ditemukan 1.238 fosil purba yang terdiri atas 12 jenis.

"Untuk mendapatkan fosil dalam bentuk aslinya memang sulit, tetapi kami akan berupaya meskipun nantinya mendapatkan dalam bentuk replika," ujarnya.

Meskipun sedang berupaya untuk membawa fosil purba itu kembali ke Kudus, namun ia mengakui bahwa Pemkab belum memiliki tempat khusus untuk menyimpan temuan berbagai benda purbakala tersebut.

Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Kudus, Sancaka Dwi Supani, mengatakan, hingga sekarang memang Pemkab belum memiliki tempat penyimpanan berbagai benda purbakala secara representatif.

"Seharusnya upaya mendapatkan tempat penyimpanan benda-benda purbakala lebih diprioritaskan dibandingkan harus mengupayakan keberadaan benda purbakala yang belum diketahui," katanya.

Tanpa tempat yang representatif terlebih dahulu, katanya, keberadaan benda-benda purbakala itu dikhawatirkan mudah rusak karena tidak tahan terhadap suhu udara yang tidak teratur.

"Perawatan benda-benda purbakala tidak mudah. Selain dibutuhkan tempat khusus juga dibutuhkan temperatur udara yang teratur," katanya.

Temuan lainnya di Situs Patiayam yakni sejumlah tulang belulang binatang purba seperti Stegodon trigono chepalus dan Elephas sp (sejenis gajah purba), Cervus zwaani dan Cervus lydekkeri martin (sejenis rusa), Rhinoceros sondaicus (badak), Sus brachygnatus dubris (babi), Felis sp (macan), Bos bubalus palaeoharabau (kerbau), Bos paleosondicus (banteng), dan Crocodilus sp (buaya).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sidang Rekaman KPK, MK Dengarkan Dua Saksi Ahli

Rabu, 4 November 2009 | 14:11 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Mahkamah Konstitusi kembali menggelar sidang uji materi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (4/11) sore di Gedung MK, Jakarta. Sidang yang menguji Pasal 32 Ayat 1 Huruf c tentang pemberhentian pimpinan KPK secara tetap oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bila menjadi terdakwa ini kemarin telah memutar rekaman dugaan kriminalisasi KPK. Pada sidang kali ini, MK akan mendengarkan dua saksi ahli, yaitu pakar hukum UI Rudi Satrio dan mantan Ketua Komisi Nasional HAM Abdul Hakim Garuda Nusantara. Dua pimpinan KPK (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, tampak di ruang sidang dengan didampingi tim kuasa hukumnya. Sementara itu, dari pihak pemerintah hadir Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar dan beberapa pejabat dari Kejaksaan Agung. Saat ini para wartawan dan masyarakat pun telah memadati ruang sidang yang terbuka untuk umum tersebut.

Digital zoom vs optical zoom

Masih banyak diantara kita yang tidak mengerti akan perbedaan antara digital zoom dan optical zoom. Padahal di kehidupan sehari-hari kita sudah sering menggunakannya baik ketika memotret menggunakan kamera saku digital maupun kamera ponsel. Ada baiknya kita mengetahui sedikit esensi dari keduanya agar kita dapat memaksimalkan penggunaannya : Digital zoom Pembesaran gambar yang dilakukan dari gambar yang sudah ada. Atau mengcroping sebuah gambar lalu melakukan pembesaran terhadapnya. Tindakan ini tentu saja mereduksi kualitas dari gambar hasil cropingan tadi. Tidak dianjurkan bagi anda yang mengutamakan detail gambar. Jenis zoom ini biasanya terdapat pada kamera ponsel . Optical zoom Pembesaran gambar yang dilakukan melalui rangkaian optik yang ada di dalam lensa kamera langsung terhadap obyek yang difoto sehingga tidak mengurangi kualitas gambar. Jenis zoom ini biasanya terdapat pada kamera saku digital dan kamera DSLR. Semoga bermanfaat.

tips bikin foto bokeh

Jakarta - Saya ingin membuat foto bokeh. Pengaturan apa saja yang harus saya perhatikan? (Andityas, 17 tahun) Jawaban: Dear Andityas, Istilah Bokeh berasal dari bahasa Jepang yang berarti blur. Secara umum, foto bokeh adalah foto yang obyek utamanya tajam sementara baik latar belakang maupun depan blur. Bokeh bisa dihasilkan dengan setting kamera dengan bukaan yang lebar (angka kecil) misalnya f/2.8, f/4.0, atau f/5.6. Tips membuat foto bokeh: 1. Set mode Aperture Priority atau AV. 2. Set bukaan kamera pada bukan lebar (semakin lebar hasilnya akan semakin bokeh). 3. Pertimbangkan mengenai faktor jarak antara objek yang di focus dengan foreground dan background