Rabu, 28 Oktober 2009 | 16:58 WIB
TERNATE, KOMPAS.com - Polda Maluku Utara (Malut) mulai mengumpulkan bukti terkait dengan video mesum yang dilaporkan Bupati Kepulauan Sula (Kepsul), AHM, atas penyebaran video mesum dengan cara mencantumkan namanya selaku Bupati Kepsul dan Ketua DPD I Partai Golkar Malut. "Kami saat ini telah melakukan penyidikan atas laporan Bupati Kepsul terkait dengan kasus pencemaran nama baik, salah satunya dengan mengumpulkan alat bukti berupa video mesum yang sudah disebar luas ke masyarakat," kata Kabid Humas Polda Malut AKBP Nugraha Aristawarman di Ternate.
Selain mengumpulkan bukti fisik, Polda dalam pekan ini akan memanggil pihak terkait yang diduga terlibat dalam penyebaran video mesum yang ditudingkan kepada AHM.
Akan tetapi, Nugraha juga belum mau menyebut siapa saja yang akan dipanggil untuk diperiksa terkait dengan laporan AHM.
Namun, pemberitaan video mesum yang sudah ditayangkan ke public, pihaknya akan memintai keterangan wartawan (RCTI dan Cermin harian Reformasi), yang menayangkan adegan mesum tersebut.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Cermin Reformasi ketika dikonfirmasi mengatakan kalau pihaknya siap menghadapi gugatan hukum Bupati Kepsul tersebut.
Menurutnya, AHM semestinya tidak menempuh jalur hukum, melainkan menggunakan hak jawab dan hak koreksi sesuai dengan amanah Undang-undang nomor 40 tahun 1999.
"Saat kasus video mesum diberitakan, kami selanjutnya meminta maaf kepada publik selama dua hari berturut-turut karena gambar yang dimuat terkesan pornografi," ujarnya.
Sebelumnya, Eggy Sudjana kuasa hukum AHM menyatakan kalau peredaran video dengan mencantumkan nama AHM sebagai pemain adegan merupakan tindakan fitnah dan pencemaran nama baik AHM selaku pejabat negara.
Pasalnya, dalam adegan panas berdurasi 2 menit, 7 detik tersebut merupakan video mesum salah seorang Bupati Bantul yang terjadi pada tahun 2003 lalu, namun ada pihak yang tak bertanggung jawab mencoba menggunakan nama AHM sebagai pihak dikorbankan.
Apalagi, video tersebut langsung dipublikasikan melalui salah satu media elektronik dan media lokal di Ternate tanpa melakukan konfirmasi dan lebih fatal lagi menampilkan gambar telanjang tanpa disensor.
Komentar
Posting Komentar